RIYADH - Kelompok oposisi Suriah yang bertemu di ibukota Arab Saudi, Riyadh, Selasa (8/12), telah membahas cara-cara untuk mencapai kesepakatan bersama jelang kemungkinan perundingan damai dengan rezim Presiden Bashar Assad.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir sebelumnya menyambut para delegasi dan memperingatkan bahwa Assad bisa digulingkan secara militer jika ia tidak mau mundur dengan damai. Dia kemudian meninggalkan pertemuan itu untuk memungkinkan para delegasi Suriah melanjutkan pertemuan mereka pada Rabu.
Pembicaraan damai diharapkan akan berlangsung pada 1 Januari. Para delegasi oposisi Suriah ingin pertemuan tersebut diadakan di hadapan Al-Jubeir.
Pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 100 delegasi dari sekitar 40 kelompok oposisi, juga membahas terorisme, gencatan senjata, rekonstruksi, dan peran PBB.
Para delegasi ingin Koalisi Nasional untuk Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi menyatukan semua kelompok anti-Assad, dan memastikan bahwa solusi politik dicapai untuk mengakhiri konflik.
Pembicaraan dipimpin oleh Abdul Aziz Sager, seorang perwakilan dari Saudi yang mengepalai Pusat Penelitian Teluk independen di Jenewa.
Meskipun tidak semua kelompok diundang, pertemuan tertutup menandai pertama kalinya berbagai faksi oposisi politik dan bersenjata Suriah bertemu bersama-sama sejak konflik dimulai pada tahun 2011.
Telah ada dorongan diplomatik yang berkembang untuk resolusi konflik Suriah, yang telah menewaskan lebih dari 250.000 orang dan memaksa jutaan orang mengungsi dari rumah mereka.
Bulan lalu, diplomat tinggi dari 17 negara, termasuk pendukung kunci dan penentang Assad, menyepakati di Wina jadwal pembentukan pemerintahan transisi dalam waktu enam bulan dan pemilihan dalam waktu 18 bulan.
Sumber: middleeastupdate.net
0 komentar :
Posting Komentar