Home » » Mari Kita Belajar Bersama Untuk Membesarkan dan Mendidik Anak

Mari Kita Belajar Bersama Untuk Membesarkan dan Mendidik Anak

Written By PKS KOTA PADANGSIDIMPUAN on Minggu, 04 September 2016 | 16.55



Hai, Suamiku… Yuk, Mari Kita Belajar Bersama Untuk Membesarkan dan Mendidik Anak

Dear Ayah Bunda,

Tugas siapakah mendidik anak? Apakah hanya tugas seorang Ibu? Tugas sekolah? Tidak. Tapi Tugas utama mendidik anak adalah kewajiban setiap suami istri. 

Ketika tenaga medis keliru memberi tindakan hingga merugikan pasien sering dianggap mal praktek. Supir metromini lantas mengendarai pesawat tanpa punya ilmu juga akan dianggap mal praktek. Bagaimana saat ayah dan ibu mempunyai anak tanpa punya ilmu yang cukup untuk mendidik dan membesarkannya? Apakah juga disebut mal praktek?

Anak adalah anugerah terindah sekaligus amanah untuk para orang tua. Sudah selayaknya orang tua menjaga, merawat titipan Tuhan ini dengan sebaik-baiknya. Memang menjadi orang tua itu tidak ada sekolahnya, tetapi para orang tua butuh banyak ilmu untuk membesarkan sekaligus menyukseskan anak-anak mereka. Bagaimana caranya? Belajar, belajar, dan belajar. Belajar menjadi orang tua tidak ada habisnya karena anak-anak akan terus berkembang dan setiap tahap tumbuh kembang anak bisa jadi memerlukan ilmu yang berbeda dalam menghadapinya sehingga kita para orang tua dituntut untuk mencari ilmu terus menerus guna mencetak generasi yang lebih baik.

Apakah hanya para istri yang harus belajar keras untuk menjadi seorang ibu? Tentu tidak, suami-suami jg perlu banyak belajar untuk menjadi seorang ayah karena nantinya anak akan membutuhkan peran ayah dan ibu dalam kehidupannya, bukan hanya peran ibu. Jangan sampai anak kehilangan sosok ayah karena hal ini berpengaruh besar dalam perkembangan psikologis mereka. Kehilangan peran ayah (father hunger) dalam tumbuh kembang anak akan membuat mereka kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan luar seperti saat sekolah maunya nempel ibu, tidak mau ditinggal dan ibu harus menunggu di sekolah. Selain itu, anak yang mengalami father hunger ini biasanya tumbuh jadi anak yang minder, perasa, sulit mengambil keputusan, parahnya lagi melenceng dalam hal orientasi seksual (gay).

Anak perempuan yang kehilangan sosok ayah akan susah membuat kriteria pasangan yang sebenarnya secara sederhana hal ini mudah bagi mereka yang dekat dengan ayahnya, sosok pasangan hidup yang didambakan adalah ìseperti ayah sayaî karena seharusnya ayah itu first love bagi anak perempuannya. Kebutuhan dasar anak perempuan adalah dicintai, disayangi, dan dipuji. Kata-kata seperti ini layak untuk didengar seorang anak perempuan,

ìSayang, tidak ada satu laki-laki di dunia ini yang mencintaimu melebihi cinta ayah kepada kamuî, atau
ìNak, tidak akan ayah biarkan satu laki-laki pun menyakiti hatimuî
ìBagi ayah, kamu adalah princess ayah, putri ayah yang paling cantikî

Anak perempuan yang pada masa kecilnya tidak mendapatkan ketiga hal tersebut akan haus kasih sayang sehingga ketika beranjak dewasa mudah sekali dirayu oleh laki-laki karena ia mendapatkan apa yang tidak seharusnya didapatkan akibatnya mereka mudah menyerahkan diri dan kehormatannya. Bagi wanita yang sudah menikah dan juga father hunger akan mudah menyerah saat menghadapi masalah. Anak yang memiliki sosok ayah cenderung menjadi pribadi yang percaya diri dan mudah beradaptasi dengan lingkungan luar.

Pepatah mengatakan bahwa ìseorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknyaî maka tambahkanlah dan ayah adalah kepala sekolahnya. Salah satu fungsi kepala sekolah adalah memberi kenyamanan pada tenaga pendidik yang dalam hal ini adalah istri, ibu dari anak-anaknya. Saat istri nyaman maka anak-anak akan dibesarkan dengan kebahagiaan dan sebaliknya jika istri tidak bahagia, tidak nyaman, tidak terjamin hidupnya maka ia akan membuang emosi sampah kepada anak-anak yang sudah pasti berdampak buruk bagi perkembangan mereka. Ayah sebagai kepala sekolah juga berkewajiban menentukan visi dan misi anak didiknya, mau dijadikan apa anak-anaknya lalu disosialisasikan kepada ibu sebagai gurunya. Selanjutnya lakukan evaluasi dan tidak lupa membuat aturan, jangan sampai ibu yang punya aturan dan ayah dengan mudah melonggarkan aturan-aturan tersebut hanya karena ingin mendapat simpati dari anak ñ anak. Kepala sekolah memang tidak selalu hadir tapi perannya sangat krusial, begitu juga dengan seorang ayah dalam hal mendidik anak.

Betapa pentingnya peran ayah dan ibu dalam membangun jiwa anak. Jangan sampai anak-anak merasa kehilangan kedua sosok penting dalam hidupnya, ayah dan ibu. Seorang istri tidak akan menjadi ibu tanpa adanya suami dan begitu pun seorang suami tidak akan menjadi ayah tanpa kehadiran istri. Keputusan suami istri untuk menjadi ayah dan ibu dari anak-anak mereka (red: orang tua) adalah kesepakatan bersama jadi sudah selayaknya sama-sama belajar mendidik dan membesarkan buah hati. Tidak ada lagi ayah yang hanya menuai kebanggaan saat istri sukses mengurus anak padahal ayah sibuk bekerja dan cuek pada anak-anaknya, tidak ada lagi ayah yang menyalahkan istrinya karena anak mereka gagal jika sepasang suami istri mau belajar bersama memberikan yang terbaik bagi buah hati tercinta.

Semoga bermanfaat yaa Ayah Bunda… 

Please Like and Share!!

Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar



 
Support : Link | Link | Your Link
Copyright © 2017. DPD PKS KOTA PADANGSIDIMPUAN - All Rights Reserved