"Akhir Yang Menjadi Awal"

Salah satu penyebab paling dominan kenapa kita hidup di dunia bagaikan mobil tanpa rem, atau bagaikan kacang satu biji direbus di dalam periuk besar yang penuh dengan air mendidih (bantuak kacang diabuih ciek - bahasa kampung saya) adalah: karena kurangnya menghayati tentang hidup akhirat. Jarang mendengar apalagi mempelajari dan mendalami tentang apa saja bentuk perkara yang akan dialami dalam perjanan panjang tanpa ujung di akhirat nanti.

Mungkin setiap kita yakin akan dibangkitkan di akhirat kelak, tapi tidak tahu perkara maha dahsyat yang akan dialami; mulai dari alam barzakh sampai ke garis finis dengan surga atau neraka, dan kedua-duanya tidak ada akhir.

Minimnya pengetahuan tentang ini membuat kita cuek dan tak peduli dengan nasib kita selanjutnya. Padahal dengan demikian kita bagaikan berada di pinggir jurang yang sangat bahaya, namun tidak sadar terhadap bahaya yang menghadang. Bahkan jauh lebih dahsyat dari itu.

Demi menghadapi masa depan di dunia yang tidak seberapa lama, kita mampu mengeluarkan biaya puluhan, bahkan ratusan juta untuk belajar. Seharusnya untuk mencari tahu tentang alam akhirat itu semangat kita harus lebih lagi. Bahkan kalau perlu mengeluarkan biaya untuk kursus kita harus lakukan.

Kalau kita menyediakan waktu untuk kursus bahasa Inggris, Jepang, dan kursus-kursus keterampilan lain, sepatutnya kita juga pergi mencari kursus untuk mengenal alam akhirat melalui kabar yang diberitakan oleh al Qur'an dan hadits Rasulullah.

Semoga dengan demikian kesadaran kita akan sangat mengerikannya perkara yang akan kita tempuh menjadi muncul. Selanjutnya menyediakan persiapan-persiapan matang untuk menuju ke sana.