PKS Nongsa - Anggota DPR RI Fraksi PKS, Aboe Bakar Al-Habsy mendesak agar Kejaksaan Agung untuk segera melakukan eksekusi hukuman mati gembong narkoba, Freddy Budiman yang sudah mendapat vonis hukuman mati.
"Saya mendesak Kejagung segera melakukan eksekusi untuk para napi narkoba yang sudah inkrach. Seperti Freddy Budiman, yang sebenarnya telah mendapatan vonis mati namun karena tidak segera dieksekusi masih saja mengendalikan peredaran narkoba dari balik penjara." Kata Aboe Bakar kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/04/2015) seperti dilansir mobile.seruu.com.
Anggota Komisi III DPR RI ini menegaskan, pengendalian peredaran narkoba dari lapas yang dilakukan Freddy, bukanlah yang pertama kali dilakukannya, ini menunjukkan bahwa mereka ini tidak ada upaya untuk tobat atau memperbaiki diri.
Apabila, lanjutnya, tetap dibiarkan dan tidak segera dieksekusi, terbukti banyak membawa mudharat untuk bangsa ini.
Bahkan Freddy Budiman yang seharusnya diamankan di Lapas ternyata bisa mengendalikan narkoba jenis baru berupa CC4. Obat jenis ini sangat berbahaya, efek CC4 lebih berbahaya dari ekstasi. Bahkan, narkotika kelas satu itu bisa menyebabkan kematian.
"Saya juga mendesak agar Kemenkumham melakukan investigasi internal. Bagaimana mungkin Freddy Budiman yang ada dipenjara bisa memiliki mengendalikan peredara narkoba lintas negara." Tegasnya.
Dijabarkan oleh Aboe Bakar, hal ini terlihat dari barang bukti yang diamankan Bareskrim berupa 50.000 butir ekstasi yang diduga dari Belanda, 800 gram shabu diduga dari Pakistan, dan 122 lembar narkotika berbentuk perangko (CC4) diduga dari Belgia.
Karena itu, Aboe menilai, hal tersebut sangat tidak masuk akal, apabila di lapas dengan pengamanan maksimum ternyata napi masih bisa mengendalikan transaksi narkoba lintas negara.
"Oleh karenanya harus dilakukan investigasi internal di Kemenkumham, karena mustahil khall ini bisa dilakukan tanpa bantuan aparat." Tandasnya.(*)
"Saya mendesak Kejagung segera melakukan eksekusi untuk para napi narkoba yang sudah inkrach. Seperti Freddy Budiman, yang sebenarnya telah mendapatan vonis mati namun karena tidak segera dieksekusi masih saja mengendalikan peredaran narkoba dari balik penjara." Kata Aboe Bakar kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/04/2015) seperti dilansir mobile.seruu.com.
Anggota Komisi III DPR RI ini menegaskan, pengendalian peredaran narkoba dari lapas yang dilakukan Freddy, bukanlah yang pertama kali dilakukannya, ini menunjukkan bahwa mereka ini tidak ada upaya untuk tobat atau memperbaiki diri.
Apabila, lanjutnya, tetap dibiarkan dan tidak segera dieksekusi, terbukti banyak membawa mudharat untuk bangsa ini.
Bahkan Freddy Budiman yang seharusnya diamankan di Lapas ternyata bisa mengendalikan narkoba jenis baru berupa CC4. Obat jenis ini sangat berbahaya, efek CC4 lebih berbahaya dari ekstasi. Bahkan, narkotika kelas satu itu bisa menyebabkan kematian.
"Saya juga mendesak agar Kemenkumham melakukan investigasi internal. Bagaimana mungkin Freddy Budiman yang ada dipenjara bisa memiliki mengendalikan peredara narkoba lintas negara." Tegasnya.
Dijabarkan oleh Aboe Bakar, hal ini terlihat dari barang bukti yang diamankan Bareskrim berupa 50.000 butir ekstasi yang diduga dari Belanda, 800 gram shabu diduga dari Pakistan, dan 122 lembar narkotika berbentuk perangko (CC4) diduga dari Belgia.
Karena itu, Aboe menilai, hal tersebut sangat tidak masuk akal, apabila di lapas dengan pengamanan maksimum ternyata napi masih bisa mengendalikan transaksi narkoba lintas negara.
"Oleh karenanya harus dilakukan investigasi internal di Kemenkumham, karena mustahil khall ini bisa dilakukan tanpa bantuan aparat." Tandasnya.(*)
.
Bagi yang ingin mengirim berita, tulisan/artikel bisa langsung ke e-mail: [email protected]
Untuk kemudahan akses informasi dari pksnongsa download aplikasi Android dan Blackberry
0 komentar :
Posting Komentar